December 31, 2008

baru tahun ?

Sekitar 5 tahun lalu saya dengan beberapa teman yang sekarang terpisah jauh, setiap pergantian tahun memiliki ritual "teng jam 12 malam" nungging menghadap ke barat sebanyak 4 kali tak lupa melakukan "tadzabur alam", setelah selesai berharap kebaikan dalam segala bidang "pembangunan".

Beberapa waktu menjelang tahun baru Hijriah yang jatuh pada tanggal 29 Desember 2008 Masehi. Ada sesuatu yang ingin saya mulai. Dengan seorang teman saya terbesit untuk menyambangi warung makan ruh halus. Keinginan itu begitu kuat, mengingat sisi rohani saya benar-benar kering.

Beberapa waktu selang 2 hari 3 malam tahun baru Masehi yang jatuh pada tanggal 4 Muharram 1430 Hijriah. Tapi tentunya kesadaran tersebut sudah jauh waktu telah saya rencanakan juga mengenai sifat penebusan yang ingin saya lakukan.
Mungkin saya bukan kebanyakan orang. Dengan warna warni kehidupan (suka-duka, susah-senang, tertawa-menangis) perlombaan mengetuk pintu langit bisa kita liat begitu warna-warni dibawah permukaan awan. "..bocah mengetuk pintu kan terbuka..(pas band)" kalau saja saya seorang bocah, tapi saya memang bocah.

Kayaknya yang saya inginkan bukan tahun baru, akan tetapi 2009M/1430H saya diridhoi. Amin 100000000000000000000000000000000x ataukah "baru tahun ...?"

Semangat nggih mbah.

December 20, 2008

nyinau saridin ?

Ada kutipan beberapa cerita (dikutip dari tulisan Emha Ainun Nadjib), misalnya saat SARIDIN n yang lidah Jawanya medok, susah melafalkan doa-doa berbahasa Arab. Termasuk sahadat. Saat Saridin dites baca sahadat oleh Sunan Kudus. “……bibirnya komat-kamit entah membaca aji-aji apa, atau itu mungkin latihan terakhir baca syahadat. Kemudian semua santri terhenyak. Saridin melepas kedua tangannya. Mendadak ia berlari kencang. Menuju salah satu pohon kelapa, dan ia pilih yang paling tinggi. Ia meloncat. Memanjat ke atas dengan cepat, dengan kedua tangan dan kedua kakinya, tanpa perut atau dadanya menyentuh batang kelapa.
Para santri masih terkesima sampai ketika akhirnya SARIDIN tiba di bawah blarak-blarak [daun kelapa kering] di puncak batang kelapa. Dia menyibak lebih naik lagi. Kemudian terus naik dan menginjakkan kaki di tempat teratas. Kemudian tak disangka-sangka SARIDIN berteriak dan melompat tinggi melampaui pucuk kelapa, kemudian terjatuh menghujam. Semua yang hadir berteriak. Banyak di antara mereka yang memalingkan muka, atau setidaknya menutupi wajah mereka dengan kedua telapak tangan.Tapi, ternyata
SARIDIN bangkit berdiri. Dia takzim dan mengucapkan, sami'na wa atha'na, “….aku telah mendengarkan, dan aku telah mematuhi”.Gemparlah seluruh pesantren.
Akhirnya Sunan Kudus masuk masjid dan mengumpulkan seluruh santri, termasuk para penduduk yang datang, untuk berkumpul. SARIDIN didudukkan di sisi Sunan. SARIDIN tidak menunjukkan gelagat apa-apa. Ia datar-datar saja.
"Apakah sukar bagi kalian memahami hal ini?" Sunan Kudus membuka pembicaraan sambil tetap tersenyum. "Saridin telah bersyahadat. Dia bukan membaca syahadat, melainkan bersyahadat. Kalau membaca syahadat, bisa dilakukan oleh bayi umur satu setengah tahun. Tapi bersyahadat hanya bisa dilakukan oleh manusia dewasa yang matang dan siap menjadi pejuang dari nilai-nilai yang diikrarkannya."

December 16, 2008

saya bukan berupaya lho

pertama maaf cuman terdiri dari huruf m, a dan f untung double a jadi bisa terbaca secara lahiriah

kedua maaf ini tidak mahal, pusat jajanan kata sudah kehabisan stok bisa dikatakan lebih murah Rp. 3000,- 24 jam minimal error

ketiga maaf tidak bisa menulis bahasa asalnya dengan baik dan benar sesuai EYD, apalagi mengartikannya

keempat maaf ini bukan dari hati saya, karena hati saya terlalu kotor dengan menyalahkan semua asal maaf ini kepada anggota badan yang lain

kelima maaf ini hanya iseng dan tidak seserius sujud kotorku, maklum tidak bisa meletakkannya dijemari hati hingga menggetarkannya

kalaupun lebaran adalah kemenangan, tidak ada sangkut pautnya dengan kekalahan karena hanya perumpamaan siapa kalah dan menang atau hubungan sebab akibat dari salah dan khilaf

kalaupun lebaran adalah baru, tidak pernah ada kata pembaharuan tetap saja baju itu hanya memiliki imbuhan zat pewarna dan corak imajinasi seperti lebur berimbuhan -an

kalaupun lebaran adalah suka cita, tidak sedikitpun terjadi pemiskinan kasta karena pemerataan jabat tangan

setelah anda tahu semuanya, terserah anda, saya hanya berharap padang arafah sebagai saksi bahwa kalian terbuka untuk memberi maaf, seperti Ar Rahim yang mengikuti serta hidup Anda atas izin Ar Rahman, dan kepada saya di hari akhir walaupun masih dalam kondisi kode P dengan angka 19 disitulah amnesti 1 detik akhirat kuharapkan kalaupun hukum tersebut adalah peninggalan

December 11, 2008