February 19, 2009

paranoid jalanan bernama dunia waktu ?

Mari berkelana. Pernahkan kita membayangkan kalau saja internet adalah benar-benar sebuah dunia, dalam hal ini berbentuk materi. Bayangkan menurut anda terserah bentuknya. Kotak, persegi, lonjong, bulat, segitiga, trapesium, atau apalah? Kurang kerjaan. Saya ijinkan untuk mengumpat saya sepuasnya.

Detik ini, dibelahan dunia lain adalah suka cita dan duka. Di Paris sepasang kekasih sedang bercumbu, di India seorang anak belajar pertama kali berjalan, di Palestina seorang ibu menangisi anaknya, di Amerika seorang nenek gantung diri, mungkin gak kesemuanya? Dan tadi seorang ibu membawa anaknya berangkat dari Jakarta dengan uang pas mencari suaminya di Jogja yang katanya sedang merantau dengan menjadi seorang pemulung. Kami hubungkan dengan beberapa kenalan sesuai dengan posisi sang suami, ternyata informasinya nihil. Kami cuman berpikir kalau suaminya "nekyan" dengan tekyan. Akhirnya diantar temen ke stasiun, dan barusan saya di telpon "Bro tadi, sisa uang dipakai untuk beli tiket kereta".

Apakah dunia (maksud saya bumi) selebar daun kelor? Kalau saya bisa bilang tidak, kalau anda? Sesuai dengan kata "terpisahkan". Dikampung halamanpun, terutama kota seberapa sering kita dapat bertemu dengan tetangga bahkan mungkin keluarga? Kita sudah diatur oleh waktu. Sekolah, bekerja, rekreasi, traveling, mabuk, judi, hiburan, dsb.

Konsep tersebut tentunya berbeda dengan kata "pertemuan". Bagaimana waktu mengatur agar proses kejadian untuk mempertemukan tersebut sehingga terlontar "dunia memang tak selebar daun kelor".

No comments:

Post a Comment